Upacara Bendera

Instilling Love for the Motherland through a Flag Ceremony at SD Negeri Ngemplak II Baureno Bojonegoro.

The creativity of SDN Ngemplak II students in the “Kriya Anyam” competition

Motto : SD Negeri Ngemplak II Cerdas, Aktif, Kreatif, Educative dan Peduli.

Sekolah Penggerak Angkatan III

Pengembangan hasil belajar siswa secara holistic, mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, yang diawali dengan SDM yang unggul.

PRAKTIK BAIK

Pengalaman baik yang diangkat dari aktivitas guru dan siswa dalam program sekolah.

KOMBEL GEN CAKEP SDN NGEMPLAK II

Sarana Belajar dan berbagi baktik Baik serta Refleksi Pembelajaran.

TOT PROGRAM PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH oleh PENGAWAS SEKOLAH MADRASAH


Gambar Kegiatan TOT Program Pendampingan Kepala Sekolah/Madrasah oleh Pengawas Sekolah Madrasah

Pembukaan TOT ProDEP oleh Dr.Muhammad Hatta


ProDEP adalah program pengembangan keprofesian tenaga kependidikan di bawah program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia yang bertujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia mengembangkan sebuah sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan.

Dalam TOT PPKSPS/M-SD ini bertujuan untuk menyiapkan Calon Pelatih yang akan menfasilitasi pelatihan pengawas dalam mendampingi PKB Kepala Sekolah/Madrasah .

Gambar Kegiatan TOT Program Pendampingan Kepala Sekolah/Madrasah oleh Pengawas Sekolah Madrasah
Peserta dari LPMP Jatim

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan PSDMPK-PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan tahap ke 2, yang diikuti oleh 188 peserta dari 16 Provinsi. Peserta terdiri dari Widyaiswara, Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah. 

Acara ini dibuka oleh Dr. Muhammad Hatta Kepala Pusbangtendik-Badan PSDMPK-PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


NGOPI BARENG ala CAFFE KADUNGREJO

Ngopi Bareng ala Caffe Kadungrejo  merupakan bentuk implementasi Peran Serta Masyarakat (PSM) SDN Kadungrejo 1 dengan para Pemuda Desa Kadungrejo. Kegiatan ini dikemas dalam Acara ngopi bareng ala caffe kadungrejo bersama mbah sakirin, dengan slogan " Kopi Sing Enak'e Sak Jawa Timur Rek"

Peran Serta Masyarakat (PSM) SDN Kadungrejo 1 dengan Pemerintah Desa dan Pemuda Desa Kadungrejo

Gambar Kegiatan Jalan Sehat SDN Kadungrejo I Bersama Pemerintah Desa Kadungrejo I

Kegiatan Jalan Sehat SDN Kadungrejo I Bersama Pemerintah Desa

Sebagai sebuah wadah bagi pemuda dan masyarakat, dalam hal ini Kelompok Pemuda  Desa Kadungrejo sudah selayaknya untuk mendengar, menampung dan merealisasikan berbagai hal yang menjadi aspirasi anggotanya, demi terjalinya Kebersamaan dan persaudaraan  para pemuda pada khususnya dan warga masyarakat Desa Kadungrejo umumnya. Untuk mewujudkan aspirasi tersebut,  Kelompok Pemuda Dusun Mandek  Desa Kadungrejo mengadakan berbagai kegiatan, dan beberapa diantaranya merupakan kegiatan pembaharuan dengan bekerja sama dengan lembaga Sekolah Dasar Negeri Kadungrejo I.

Jalan sehat merupakan salah satu kegiatan yang menjadi aspirasi anggota. Sebagai olah raga yang murah dan terjangkau, bagi masyarakat memberikan banyak manfaat, terutama kesehatan. Kemasan kegiatan ini membawa nuansa yang sederhana namun ramai peserta yang terdiri dari warga SDN Kadungrejo I dan warga masyarakat Desa Kadungrejo, bukan hanya sebuah lancarnya acara yang menjadi tujuan utama tetapi sebuah wadah silahturahmi dan keakraban dan sekaligus wujud kerjasama lembaga Sekolah Dasar Negeri Kadungrejo I dengan para pemuda di wilayah Desa Kadungrejo.

Sebagai Kelompok independen dituntut untuk memberikan wacana dan wadah keinginan Pemuda dalam hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Tema ini diambil sebagai wujud dari kehausan masyarakat yang menginginkan adanya sebuah hiburan bernuansa baru di sekitar yang setiap harinya sibuk dengan pekerjaannya dan bahkan para pemuda yang terlena dengan kebiasaan cangkruan (bahasa jawa). Sehingga kami yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Dusun Madek berusaha mengisi kemerdekaan dengan melakukan kegiatan yang positif.

KARNAVAL HUT RI KE 69

Karnaval HUT Ke 69 Republik Indonesia SDN Kadungrejo Kecamatan Baureno I  Kabupaten Bojonegoro mengambil Tema “ Hidup Rukun Dalam Perbedaan dan Keberagaman Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”

Karnaval dengan Tema Suku Asmad

Suku ASMAT adalah suku yang mendiami di pedalaman Papua. Suku ini adalah kaum Minoritas, karena kekuatan karakternya dapat dikenal diseluruh dunia. Selain terkenal dengan seni ukirnya, Suku Asmat juga memiliki pakaian tradisional yang khas. Seluruh bahan untuk membuat pakaian tersebut berasal dari alam. Tidak salah jika menganggap pakaian Suku Asmat merupakan representasi kedekatan mereka dengan alam.

Tidak hanya bahan, desain pakaian Suku Asmat pun terinspirasi dari alam. Pakaian laki-laki Suku Asmat, misalnya, yang dibuat menyerupai burung dan binatang lain yang dianggap melambangkan kejantanan. Sementara, rok dan penutup dada kaum perempuan menggunakan daun sagu sehingga menyerupai kecantikan burung kasuari. Secara umum, pakaian laki-laki dan perempuan Suku Asmat tidak terlalu berbeda. Pada bagian kepala, dikenakan penutup yang terbuat dari rajutan bahan dari alam

Seiring pengaruh modernisasi dan budaya dari luar, sebagian masyarakat Suku Asmat mulai meninggalkan pakaian tradisional mereka. Hanya masyarakat Suku Asmat yang tinggal di pedalaman yang masih menggunakan pakaian tradisional tersebut.


Sehingga Anak-anak SDN Kadungrejo I dalam karnafal tahun ini menggunakan pelepah pisang sebagai bahan pakaian Suku Asmat. Bahan ini dipilih karena mudah dicari disekitar lingkungan sekolah. Karena lingkungan sekitar adalah sumber belajar yang murah dan merupakan pembelajaran yang langsung dapat dipahami anak.

FOTO SDN KADUNGREJO I KECAMATAN BAURENO DI MASA KINI



SOSIALISASI ANGGARAN BOS DENGAN KOMITE SEKOLAH DAN WALI MURID SDN KADUNGREJO I

Bertempat di SD Negeri Kadungrejo I Kecamatan Bureno Kabupaten Bojoegoro telah dilaksanakan sosialisasi dana BOS dan BSM. Sekolah telah mengundang wali murid dari siswa-siswi SD dan Komite Sekolah. Sosialisasi dan BOS dan BSM tersebut dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Juli 2014


Sosialisasi Anggaran Bos Dengan Komite Sekolah Dan Wali Murid Sdn Kadungrejo I

Kepala Sekolah (Sukis, S.Pd) sedang memberikan paparan mengenai Jumlah anggaran yang diterima setiap siswa dan anggaran BOS yang telah dierima oleh Sekolah. Selain itu juga diuraikan tentang Penggunaan dan BOS dan BSM serta program-program SD Negeri Kadungrejo I tahun pelajaran 2014 - 2015 di hadapan wali murid dan Komite Sekolah

Peserta sosialisasi Dana Bos dari wali murid mendengarkan paparan Kepala Sekolah dengan tekun. Dengan harapan semua warga sekolah mengetahui sekaligus ikut mengawasi.

Sosialisasi Anggaran Bos Dengan Komite Sekolah Dan Wali Murid Sdn Kadungrejo I

Sosialisasi Anggaran Bos Dengan Komite Sekolah Dan Wali Murid Sdn Kadungrejo I

Progran Kegiatan MOS SD/MI

COP SEKOLAH

PROGRAM KEGIATAN MOS
SDN ........................... KECAMATAN ...........................
TAHUN PELAJARAN 20..... /20......

A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup di lingkungan pendidikan formal (sekolah) dikenal adanya jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi.

Program PPDB SD

PROGRAM
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
SD NEGERI ......
KECAMATAN ..... KABUPATEN .....

PENDAHULUAN
1.1.  LATAR BELAKANG

Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB )  adalah kegiatan  penerimaan dan seleksi calon peserta pendidikan dan pelatihan pada sekolah, hal tersebut berkaitan dengan kemampuan dasar akademik dan minat bakat terhadap jenjang sekolah yang dituju sebagai bentuk awal pengendalian penjaminan dan penetapan mutu pendidikan. Guna mendukung upaya jenjang pendidikan kearah tujuan yang diinginkan.

SEKOLAHNYA MANUSIA

Membangun sekolah pada hakikatnya adalah membangun keunggulan sumber daya manusia. Tetapi secara sadar atau tidak, sekolah justru menutup banyak potensi yang dimiliki oleh para siswa. Banyak sekolah menjalankan kurikulumnya secara kaku dengan  target-target yang telah ditetapkan oleh sekolah itu sendiri melalui rapat awal  tahun pelajaran, mulai dari proses pembelajaran, target keberhasilan sekolah, dan target hasil belajar akhir (Ujian) yang harus dicapai oleh para siswanya. Sekolah bukan hanya sebagai tempat mengejar nilai ulangan harian atau ulangan semester, tetapi sekolah merupakan tempat “kelahiran” berbagai potensi dan bakat yang dimiliki oleh setiap siswa. Alasan klasik yang biasa dikemukakan oleh sekolah adalah demi mengejar UN (Ujian Nasional) maka sejak awal tahun pelajaran semua usaha dan biaya diarahkan untuk kesuksesan UN tersebut.

Tulisan yang berjudul SEKOLAHNYA MANUSIA ini tidak bermaksud menggagalkan UN apalagi menggusur keberadaan Ujian Nasional dengan delapan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang merupakan hasil temuan Howard Gardner (1986) justru ingin menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa untuk dapat dimanfaatkan oleh para guru selama dalam pembelajaran. Ketika seorang guru menemukan saat-saat yang mengesankan dalam pekerjaannya karena dapat mentransfer materi pelajaran kepada siswa dengan berbagai cara, berbagai metode belajar, dan strategi  pembelajaran dan pada akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan baik materi yang diajarkan. Tentunya ketika guru mendapatkan momen spesial  seperti di atas bukanlah hal yang mudah, mungkin setelah beberapa kali bahkan puluhan kali cara dicoba barulah terjadi koneksi antara guru – materi pelajaran – dan siswa.

Teori multiple intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner sebagai landasan mengubah paradigma sebelumnya dalam mendefinisikan kecerdasan manusia. Kecerdasan tidak hanya dapat dinilai dan dibatasi oleh tes-tes formal belaka, dan anggapan keliru ini telah tertanam dalam benak pikiran para orang tua secara berlebihan. Orang tua akan memprotes pihak guru/sekolah jika anaknya pada mata pelajaran matematika mendapatkan nilai 8 sementara pada mata pelajaran seni mendapat nilai 4. Padahal, hal tersebut dapat saja terjadi jika siswa tersebut memiliki kecerdasan matematika yang menonjol, sementara kemampuan dalam bidang seni tidak ada. Delapan kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan Linguistik (berbahasa), kecerdasan Matematik (hitung menghitung), kecerdasan Spasial (ruang__imajinasi), kecerdasan Intra Personal (pribadi), kecerdasan Inter Personal (bergaul), kecerdasan kinestetik (olah raga), dan kecerdasan Naturalis (ahli biologi). Dan dalam diri manusia terdapat minimal 2 sampai 3 jenis kecerdasan. Berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh siswa secara beragam tersebut dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam pembelajaran di kelas.

Permasalahan akan muncul ketika para guru yang akan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan dan strategi multiple intelligences tidak dapat mengembangkan pembelajaran dan menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator belajar, akhirnya kembali ke pola lama yaitu ceramah dan Tanya jawab. Pelatihan guru dalam mengembangkan berbagai metode dan strategi belajar harus sering dilakukan oleh sekolah, sehingga guru di kelas memiliki banyak cara dalam menyampaikan materi pelajaran. Semakin banyak metode dan strategi yang digunakan guru semakin bermutu pembelajaran tersebut. Satu hal yang harus diluruskan kesalahpahaman yang terjadi  bahwa, Multiple intelligences bukanlah bidang studi, juga bukan kurikulum, multiple intelligences adalah strategi pembelajaran yang berisi aktifitas-aktivitas pembelajaran dengan model dan kreatifitas yang beragam.

Secara sederhana, jika seorang guru mengajarkan materi pelajaran tentang bunga, Bapak/Ibu /guru dapat mengajarkan materi tentang bunga dengan strategi linguistic (bercerita), Spasial (imajinasi/digambarkan), atau natural (pengamatan langsung). Mengajarkan satu indikator (Misal: bunga) dengan cara yang berbeda (mengulang-ulang) memang membutuhkan waktu tambahan, namun hal ini akan lebih baik dan lebih melayani kebutuhan siswa sesuai dengan kecerdasan (daya tangkap) yang dimilikinya. Pengulangan (remed) akan semakin menguatkan daya ingat dalam memori jangka panjang yang ada di otaknya.

Kesalahpahaman juga masih terjadi oleh para praktisi pendidikan, bahwa strategi belajar multiple intelligences hanya cocok digunakan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) saja. Perlu diketahui bahwa, pemilik kecerdasan multiple intelligences bukan hanya anak SD saja, tetapi kemampuan itu akan tetap ada pada setiap manusia dari usia anak-anak sampai manusia dewasa. Artinya strategi pembelajaran dengan multiple intelligences bisa diterapkan baik pada siswa SD, SMP, majupun SMA.(Perguruan Tinggi di AS sudah ada mata kuliah khusus tentang kecerdasan Multiple Intelligences).

Munif Chatib penulis buku Sekolahnya Manusia yang juga sebagai Konsultan Pendidikan dan Manajemen Sekolah YIMI Full Day School Gresik, memperkenalkan alat riset yang bernama MIR (Multiple Intelligences Research) yang digunakan pada saat penerimaan siswa baru dan setiap tahun kenaikan jenjang (kenaikan kelas). MIR ini tidak digunakan untuk menolak atau menerima siswa dan juga tidak untuk menentukan siswa naik kelas atau tidak naik kelas, tetapi MIR digunakan untuk membantu guru mendekatkan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa. Penilai hasil belajar dilakukan dengan melihat kompetensi siswa setelah memenuhi indikator hasil belajar melalui penilaian autentik. Penilaian ini bersumber dari aktifitas pembelajaran baik kognitif, psikomotor, maupun afektif. (Asep_108)

APA YANG KELIRU DALAM PENDIDIKAN KITA

Oleh : Sukis, S.Pd
Kepala SD Negeri Kadungrejo I Baureno
Blogger : sukisspd.blogspot.com

Istilah “carut marut pendidikan dalam dilembaga kitasudah berjalan bertahun tahun. Sebenarnya permasalahan ini tidak saja dihadapi oleh SD Negeri Kadungrejo I saja, tetapi hampir disetiap Sekolah Dasar di Indonesia mengalaminya, hanya kualitas dan kuantitasnya yang berbeda. Setiap ada pergantian pimpinan tentunya akan mempengaruhi setiap kebijakan. Setiap kebijakan akam menimbulkan pro dan kontra antara semua warga sekolah. Namun dalam alam demokrasi yang baru terbuka lebar semua orang boleh berbicara memberi tanggapan, saran maupun kritik syah-syah saja.